Siap Akreditasi Internasional, Prodi MBS Mengikuti Workshop Akreditasi Internasional FIBAA

Blog Single

Lembaga pendidikan yang berorientasi internasional pada penjaminan mutu dan pengembangan mutu pendidikan tinggi ini telah diakui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sesuai dengan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 83/P/2020 tentang Lembaga Akreditasi Internasional. Lembaga pendidikan ini berorientasi internasional terhadap penjaminan mutu dan pengembangan pendidikan tinggi. FIBAA juga dikenal sebagai badan akreditasi yang diakui di seluruh wilayah Jerman. Lima kriteria dalam Akreditasi FIBAA yaitu Pertama, tujuan studi program (Capaian pembelajaran dan profil lulusan yang jelas sesuai dengan standar nasional dan standar yang ditetapkan oleh FIBAA sendiri termasuk mengukur posisi program di pasar pendidikan, pasar tenaga kerja dan keberadaan program dalam kaitannya dengan konsep pendidikan tinggi pada umumnya). Kedua, aspek kurikulum (Program tersebut memegang peranan penting dan menjadi bagian penting dari penilaian FIBAA. Dalam konteks ini, program studi dirancang dengan mempertimbangkan internasionalitas. Oleh karena itu, mahasiswa setelah lulus harus memiliki kemampuan bersaing di pasar global). Ketiga, Model Penerimaan Mahasiswa (Aspek ini sendiri menilai apakah model pendaftaran siswa memberikan kesempatan kepada calon siswa baru untuk mengajukan pertanyaan dan menawarkan saran kurikulum. Selain itu, penerimaan mahasiswa tahun pertama harus transparan dan tidak diskriminatif (persamaan hak, tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, dll). Keempat, Lingkungan Kerja, Ilmiah dan Sumber Daya (Kriteria keempat menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan fakultas.

Dalam hal ini yang dievaluasi adalah kompetensi mengajar guru, internasionalitas guru dan publikasi penelitian guru terkait dengan kompetensi pedagogik. Kemudian, fasilitas yang diberikan kepada siswa selama proses belajar mengajar juga dijadikan sebagai bahan penilaian. Seperti konseling mahasiswa, membantu mahasiswa yang membutuhkan, akses perpustakaan, dan dukungan alumni). Kelima, Penjaminan Mutu dan Dokumentasi (Quality Assurance atau Penjaminan Mutu dan Dokumentasi. Bagian ini mengulas sistem, proses dan mekanisme penjaminan mutu universitas. Hal ini seringkali terkait dengan kepuasan mahasiswa terhadap fakultas, pengguna lulusan, alumni, dan pemangku kepentingan lainnya).

  1. Fakultas ekonomi bisnis berada dalam klaster 5 dengan program studi yang diajukan ke akreditasi FIBAA adalah Perbankan Syariah (PS) dan Manajemen Keuangan Syariah (MKS). Materi kali ini berfokus seputar pengalaman FIBAA mulai dari persiapan, pengisian borang hingga saat pelaksanaan. FEBI memperispkan akreditasi FIBAA selama dua tahun karena minimnya pengalaman. Dalam prosesnya banyak hal yang berbeda antara dalam FIBAA dan akreditasi BAN -PT
  2. Ketua klaster 5 merupakan bapak Dr. Darmawan, M. AB. Dalam pelaksanaan ini ketua menjadi ujung tombak dari pelaksanaan akreditasi. FEBI merupakan fakultas termuda di UIN Sunan Kalijaga. Meskipun demikian FEBI tetap belajar menyiapkan diri maju ke dalam FIBAA. Dalam akreditasi tersebut dua prodi maju tanpa pertanyaan yang meragukan. Inti dari hal tersebut adalah kerjasama dan kesiapan seluruh fakultas. Majunya FEBI kedalam FIBAA merupakan mandate dari rektor. Sebelumnya FEBI merupakan prodi yang termasuk kategori unggul di PTKIN. Maka langkah selanjutnya adalah maju ke akreditasi yang berstandar internasional. Dalam pengajuan akreditasi tidak semua prodi diajukan ke FIBAA. Hal tersebut didasarkan pada pakem dan standar tersendiri. Di FEBI terdapat dari 4 prodi yaitu Ekonomi Syariah, Akuntansi Syriah, Perbankan Syariah, dan Manajemen Keuangan Syariah. Dari keempat prodi tersebut hanya dua prodi yang diajukan. Satu lagi prodi di FEBI adalah Magister Ekonomi Syariah yang akan mengajukan akreditasi unggul.
  3. Dalam edaran BAN-PT ketika akreditasi Internasional sudah diraih, maka predikat tersebut bisa dikonfersi ke akreditasi unggul. Namun hingga saat ini, FEBI masih menunggu proses konfersi tersebut. Karena belum ada kebijakan lebih lanjut dari BAN-PT. Meskipun demikain FEBI tidak akan mendahului kebijakan tersebut. Jnilai alasan mengapa MKS dan PS maju ke akreditasi FIBAA
  4. Berdasarkan pengalaman kemarin, keraguan dan pesimistas pasti ada. Namun satu hal yang penting, dalam FIBAA yang diperhatikan bukan outputnya, melainkan proses apa yang akan atau telah dilakukan untuk menuju proses internasional. Sebelumnya, UIN hanya memiliki 1 mahasiswa internasional yang berasal dari timur tengah atau belahan dunia ketiga. Dengan keterbatasan tersebut, maka mahasiswa internasional tersebut melaksanakan perkuliahan secara online. Pada akhirnya, daei 4 orang yang lolos tahap seleksi dan diterima, hanya ada satu yang bertahan. Meskipun demikian upaya menuju internasionalisasi ini sudah dilakukan. Upaya inilah yang dipertimbangkan oleh FIBAA. Kesimpulannya, dari segi kebijakan, harus ada fakultas yang maju dalam akreditasi internasional ini. Segala kebijaan harus didukung oleh kapabilitas SDM baik mahasiswa, tendik, dll. Sehingga anggaran bisa disesuaikan untuk maju ke akreditasi internasional. Begitupun dengan sarpras dan ruangan belajar. Harus memiliki ruangan yang mendukung active learning yang mampu memfasilitasi perkulian online, ofline dan hybrid.
  5. Tahapan Submit SER (Self Evaluation Report)
  • Team development. Jeli dalam memilih tim. Karena proses yang lama maka perlu tim yang kuat. Harus pula mendapat dorongan dari pusat (LPPM) di UIN ada 20 prodi yang diajukan. Dalam prsesnya FIBAA dibagi menjadi 5 klaster. Pembagian klaster ini tidak ditentukan oleh fakultas. Diperlukan strategi pembagian dan pemetaan talent management. Terdapat tim utama, tim dokumen, tim supporting dan tim tank. Alumni dan mahasiswa juga menjadi tim dan sangat menentukan. Maka harus dipilih yang susai dengan kriteria FIBAA.
  • Persiapan membuat SER. Worksop dan workshop ( total ada 140 kali workshop)Dalam penyusunan semula menggunakan perspektif BAN PT yang terkumpul menjadi awalnya150 halaman namun ternyata berbeda. Dalam FIBAA seluruh jawaban pertanyaan harus disingkat sesingkat-singkatnya. Dua prodi (satu klaster) hanya maksimal menjadi 60 halaman. Cara menjawabnya harus sesuai, langsung to the point. Diperlukan bantuan dari Country Expert (CE) sebagai penghubung, karena ada hal yang berbeda seperti SKS dan kurikulum yang harus disesuaikan. Kami juga mengundang prodi-prodi yang telah terakreditasi sebagai pembanding dan bachmarking. Dalam prosesnya banyak jenis-jenis lulus dalam FIBAA. Terdapat pula revisi. SER direvisi berkali kali sampai dokumen final 1 hingga 5.
  • Supporting. Banyak hal yang harus disiapkan. Revisi kurikulum harus sesuai dengan standar FIBAA dan OBE. Pada waktu itu, terdapat kurikukum yang berbeda dengan standar Europe. Maka didatangkan dosen lulusan Jerman yang digunakan untuk pembanding kurikulum agar sesuai standar internasional. Pada saat yang sama FEBI telah memiliki prodi IUP (International Undergraduatte Program). Dalam temuan kemarin juga ada temuan mengenai perpustakaan. Banyak buku primer rujukan mata kuliah tidak ada di perpus. Meskipun UIN Jogja menjadi rujukan kepustakaan nomer 1. Keunggulan lain yang menjadi poin penting yang dimiliki adalah UIN Jogja menjadi kampus inklusi
  • Dalam proses translating dokumen, SOP, SKS dan lain harus dipersiapkan. Harus pula memastikan siapa assessor. Setelah siap, dokumen harus di submit. FEBI mensubmit pada bulan Maret. Dalam dua hari setelah submit terdapat initial review. Dokumen yang harus di translate juga meliputi skripsi dan laporan PKL. Semua diminta sampel yang baik, menengah dan berkualitas buruk.
  1. Konten Self Evaluation Report:
  • Objektif: terorientasi internasional dan memiliki positioning yang baik. Contohnya, di lingkup PTKIN, UIN merupakan kampus tertua dengan peminat terbanyak. Sangat penting untuk menekankan keunikan masing-masing.
  • Admission: perlu dibuat website versi bahasa inggris. Mereka meminta pengumuman SBMPTN dan seleksi jalur lain diberi skor. Tujuannya adalah untuk keterbukaan dan memberikan feedback pada calon mahasiswa. Sementara di standar akreditasi nasional tidak ada. Maka perlu menyesuaikan. Aksesibilitas : perlu ada nomer yang aktif dan bisa dihubungi untuk pusat informasi. Fast respom menjadi poin penting yang sangat dihargai oleh assessor.
  • Kurikulum harus sesuai dengan konten, struktur, dan koheren. RPS juga diambil sebagai sampling. Harus dijelaskan secara mendetail tentang kurikulum mata kuliah. Antara Indonesia dan Jerman terdapat perbedaan sistem, dimana di Jerman menggunakan modul dengan SKS besar. Sementara disini banyak SKS yang kecil (misal satu mata kuliah hanya 2 SKS). Perlu disampaikan penjelasan terkait perbedaan ini.
  • SDM lebih menguntungkan, sebab mereka tidak mengutamakan kuantitatif jabatan. Mereka lebih mengedepankan kompetensi. Dipertanyakan pula bagaimana pelayanan mahasiswa dan alumni
  • Quality Insurance: pelayanan dan dokumentasi. Satu klaster maksimal 60 halaman berapapun jumlah prodi yang ditampilkan menjadi 1 klaster tsb.
  1. Tahap Visitasi
  • Lebih mengedepankan kepada simulasi. Seminggu dua kali, tiga bulan Sejak ada kabar kunjungan. Harus dilakukan pelatihan bahasa inggris. Sebab semua hal ditanyakan dalam bahasa inggris. Ada yang diperbolehkan dengan ada interpreter dan tidak. Tergantung assessor. Maka disiapkan dua model sekaligus. Ada pula konsultasi dengan country expert.
  • Penyiapan stakeholder. Semua stakeholder harus disiapkan dan diperlukan pelatihan bahasa inggris. Country expert merupakan pihak dari Indonesia yang dikenal. Mereka memiliki persyatan ada 5 pihak yang ditunjuk.
  • Pengalaman Interview hari pertama. Dosen harus mempersiapkan mata kuliah dan SKS nya. Pada saat itu halal supply chain membuat mereka tertarik. Hingga akhirnya mereka meminta modulnya. Pada saat proses wawancara tersebut tidak diperbilehkan ada dokumentasi dan rekaman.
  • Temuan saat interview. Dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Terdapat 5 temuan namun tidak ada yang asterisk.Insight FIBAA, Terdapat pertanyaan : bagian apa yang paling penting harus ditekankan?Menjawab pertanyaan: bagian yang paling penting adalah penyiapan SER. Bagaimana kita melihat prodi yang kita ampu dari sudut pandang lain. Saya jadi terpikir kemana prodi harus dibawa di masa mendatang.
  • Kurikulum harus sesuai dan buku ajar dilacak hingga keperpustakaan. Buku harus ada dalam bentuk cetak. Inilah yang menjadi perhatian penting. Penting untuk menyesuaikan standar Europe namun harus tetap berciri lokal. Ini akan membuat mereka tertarik. Ada special fokus pada internasionality. Bagaimana mahasiswa berstandar internasional. selain itu harus ada employment dan kerjasama internasional. Ada praktikal ekonomi yang relevan. Mahasiswa harus merasa dilayani dengan professional.
Share this Post1:

Galeri Photo